Monday, October 10, 2011

Utaraku


Dua bulan berlalu semenjak kamu mengutarakan niatmu untuk melegalkan hubungan kita di mata Tuhan dan di mata sesama makhluk hidup. Entah apa yang aku fikirkan dalam rentang waktu tersebut, rasanya otak dan perasaan ini tidak pernah menemukan titik temu'nya. Mereka bertentangan bagai musuh bebuyutan yang saling mencari pembenaran. Bukan aku menolakmu, bukan aku tak mau, namun begitu banyak yang harus aku pikirkan ketika aku mengatakan "ya" dan muncul episode-episode kehidupan yang akan terjadi di kemudian hari. 
Ketika aku dalam kondisi jatuh dan terpuruk, kamu benar tahu apa yang harus kamu lakukan. 


Ketika sikap keseharianku berubah 180', kamu yang paling mengerti bahwa sedang terjadi sesuatu pada hidupku, dan kamu berikrar akan terus disisiku dan membahagiakan orang-orang terdekat yang kusayangi. Pada saat itu, aku mengucap syukur atas segala nikmat yang Tuhan berikan melalui tanganmu. Dan aku percaya, bahwa dari setiap cobaan hidup, niscaya akan ada hikmah yang dapat kita petik. 


Di detik itu kamu mulai mengerti segala tingkah laku'ku di masa-masa lalu, dan kamu berkata "mungkin ini buah dari kesabaranmu kepadaku"
Beri aku waktu untuk meyakinkan diriku sendiri dan segalanya, biarkan segala gundah di pundakku lenyap hingga tak tersisa. Sampai tiba saatnya nanti ku menemukan jawaban pasti dan nyata, tentu kamulah orang pertama yang akan menjadi utaraku.

Dan, terimakasih karena kau telah memelukku erat saat itu. :)
10 Oktober 2011